ada yang selalu mengeluarkan kata2 semangat bagi temannya
tentu hal ini sangat membantu orang yg mengalami sedikit putus asa
kau mahasiswa? anak SMA? SMP?, SD? TK , atau kau sudah bekerja?
apa kau seorang buruh? kuli? tukang becak?
seseorang merasa malas untuk memberikan semangat kepada seorang sahabatnya yg sedang putus asa
hal ini karna sahabatnya yang sedang putus asa tersebut mengacuhkan dan tidak menanggapi kata2nya.
apa kau berhenti sampai disini? apa setelah itu kau tidak akan memberikan semangat kpd sahabatmu?
hahaha, kalau kau hanya memberikan sebuah kata semangat , TUKANG BECAK pun bisa
lalu apa bedanya kata2 semangat yg kau berikan dengan kata2 semangat dari Tukang becak itu?
semangat yg ingin kau berikan kepadanya seharusnya bukan hanya sekedar kata2
bisa dengan tindakan , mengajak jalan2, mengajak bercanda, ajak dia pergi bermain, ajak dia nonton ,dan masih banyak lagi, carilah fariasi cara untuk memberikan orang itu semangat tanpa harus berkata" semangat"
berfikir dong mas, mbak, katanya pintar? dan bagi KAU yang sering Menghina, aku kasihan padamu .....
karna pengalaman hidupmu cuma 1/1000 dari orang yang mengalami kesulitan dan keputus,asa-an,
untuk kau para sahabat yg sudah berfariasi memberikan semangat , KAU lah yang sepantasnya disebut orang cerdas dan pintar
hari ini hari dimana saya bertemu dengan orang2 besar dan penting di prodi saya,
karna ada masalah yang saya hadapi dan harus bertemu dengan mereka
dengan rasa takut saya melangkahkan kaki saya untuk bertemu dengan para petinggi itu
sebenarnya yang bermasalah 2 orang , tapi dengan baik hati ke 3 teman saya yang lainnya membantu saya
setelah bertemu dengan bapak2 yang penting itu , saya dapatkan sebuah jwban yg sudah saya duga
rasa sedih tidak lagi bisa saya rasakan, sudah dari jauh hari saya mempersiapkan mental
semua prediksi tidak pernah ada yang meleset dan selalu tepat, segala kemungkinan sudah saya antisipasi
karna masalah dengan seseorang di prodi lain,dan pergantian pengajar segala prediksi hancur total
hal ini tidak saya anti sipasi, dan langsung berakibat fatal.
mungkin cuman orang bodoh yang tidak merasa sedih, rasa sedih ada di dalam dan tidak perlu di tunjukkan
pasti bapak dan ibu merasakan hal yang sama dengan saya,
mungkin ini cobaan? tapi menurut saya ini bukan cobaan? ini sebuah situasi yang saya buat sendiri
dan ketika sebuah situasi tidak saya merhitungkan dengan segala kemungkinan yang akan terjadi akibatnya sangat lah fatal.
hanya satu kata yang dapat saya ucapkan untuk bapak dan ibu , "maafin adek ma, pa"
untuk teman2 satu angkatan, trimakasih telah membantu saya,
saya minta maaf atas segala hal2 yang mungkin dulu pernah saya lakukan dan membuat kalian marah
trimakasih sudah rela dan bersedia menjadi teman saya selama 2 tahun ini
cuman "trimakasih dan maaf " yang bisa saya berikan
maaf atas segala kelakuan saya, dan maaf karna saya membuat malu HMP karna masalah ini, maaf karna saya tidak dapat mempertahankan 73 sampai mampus
untuk genk rusuh, suatu saat nanti kita tetap akan bisa rusuh kembali, ....
pulang malam hari , dan penyebabnya tidak lain adalah ngobrol2 bersama teman2 , ^_^
soekarno adalah lanjutan dari raja-raja tanah jawa, maka dari itu Ia bersikap seperti raja-raja dahulu, memiliki banyak istri dan mendirikan kraton-kraton

Sejak masih sekolah, Soe Hok Gie dan Soe Hok Djin sudah sering mengunjungi perpustakaan umum dan beberapa taman bacaan di pinggir-pinggir jalan di Jakarta. Menurut seseorang peneliti, sejak masih Sekolah Dasar (SD), Soe Hok Gie bahkan sudah membaca karya-karya sastra yang serius, seperti karya Pramoedya Ananta Toer. Mungkin karena Ayahnya juga seorang penulis, sehingga tak heran jika dia begitu dekat dengan sastra.
Sesudah lulus SD, kakak beradik itu memilih sekolah yang berbeda, Hok Djin (Arief Budiman) memilih masuk Kanisius, sementara Soe Hok Gie memilih sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP) Strada di daerah Gambir. Konon, ketika duduk di bangku ini, ia mendapatkan salinan kumpulan cerpen Pramoedya: “Cerita dari Blora” —bukankah cerpen Pram termasuk langka pada saat itu?
Pada waktu kelas dua di sekolah menangah ini, prestasi Soe Hok Gie buruk. Bahkan ia diharuskan untuk mengulang. Tapi apa reaksi Soe Hok Gie? Ia tidak mau mengulang, ia merasa diperlakukan tidak adil. Akhirnya, ia lebih memilih pindah sekolah dari pada harus duduk lebih lama di bangku sekolah. Sebuah sekolah Kristen Protestan mengizinkan ia masuk ke kelas tiga, tanpa mengulang.
Selepas dari SMP, ia berhasil masuk ke Sekolah Menengan Atas (SMA) Kanisius jurusan sastra. Sedang kakaknya, Hok Djin, juga melanjutkan di sekolah yang sama, tetapi lain jurusan, yakni ilmu alam.
Selama di SMA inilah minat Soe Hok Gie pada sastra makin mendalam, dan sekaligus dia mulai tertarik pada ilmu sejarah. Selain itu, kesadaran berpolitiknya mulai bangkit. Dari sinilah, awal pencatatan perjalanannya yang menarik itu; tulisan yang tajam dan penuh kritik.
Ada hal baik yang diukurnya selama menempuh pendidikan di SMA, Soe Hok Gie dan sang kakak berhasil lulus dengan nilai tinggi. Kemuidan kakak beradik ini melanjutkan ke Universitas Indonesia. Soe Hok Gie memilih ke fakultas sastra jurusan sejarah , sedangkan Hok Djin masuk ke fakultas psikologi.
Di masa kuliah inilah Gie menjadi aktivis kemahasiswaan. Banyak yang meyakini gerakan Gie berpengaruh besar terhadap tumbangnya Soekarno dan termasuk orang pertama yang mengritik tajam rejim Orde Baru.
Gie sangat kecewa dengan sikap teman-teman seangkatannya yang di era demonstrasi tahun 66 mengritik dan mengutuk para pejabat pemerintah kemudian selepas mereka lulus berpihak ke sana dan lupa dengan visi dan misi perjuangan angkatan 66. Gie memang bersikap oposisif dan sulit untuk diajak kompromi dengan oposisinya.
Selain itu juga Gie ikut mendirikan Mapala UI. Salah satu kegiatan pentingnya adalah naik gunung. Pada saat memimpin pendakian gunung Slamet 3.442m, ia mengutip Walt Whitman dalam catatan hariannya, “Now I see the secret of the making of the best person. It is to grow in the open air and to eat and sleep with the earth”.
Pemikiran dan sepak terjangnya tercatat dalam catatan hariannya. Pikiran-pikirannya tentang kemanusiaan, tentang hidup, cinta dan juga kematian. Tahun 1968 Gie sempat berkunjung ke Amerika dan Australia, dan piringan hitam favoritnya Joan Baez disita di bandara Sydney karena dianggap anti-war dan komunis. Tahun 1969 Gie lulus dan meneruskan menjadi dosen di almamaternya.
Bersama Mapala UI Gie berencana menaklukkan Gunung Semeru yang tingginya 3.676m. Sewaktu Mapala mencari pendanaan, banyak yang bertanya kenapa naik gunung dan Gie berkata kepada teman-temannya:
“Kami jelaskan apa sebenarnya tujuan kami. Kami katakan bahwa kami adalah manusia-manusia yang tidak percaya pada slogan. Patriotisme tidak mungkin tumbuh dari hipokrisi dan slogan-slogan. Seseorang hanya dapat mencintai sesuatu secara sehat kalau ia mengenal objeknya. Dan mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat. Pertumbuhan jiwa yang sehat dari pemuda harus berarti pula pertumbuhan fisik yang sehat. Karena itulah kami naik gunung.”
8 Desember sebelum Gie berangkat sempat menuliskan catatannya: “Saya tak tahu apa yang terjadi dengan diri saya. Setelah saya mendengar kematian Kian Fong dari Arief hari Minggu yang lalu. Saya juga punya perasaan untuk selalu ingat pada kematian. Saya ingin mengobrol-ngobrol pamit sebelum ke semeru. Dengan Maria, Rina dan juga ingin membuat acara yang intim dengan Sunarti. Saya kira ini adalah pengaruh atas kematian Kian Fong yang begitu aneh dan begitu cepat.” Hok Gie meninggal di gunung Semeru tahun 1969 tepat sehari sebelum ulang tahunnya yang ke-27 akibat menghirup asap beracun di gunung tersebut. Dia meninggal bersama rekannya, Idhan Dhanvantari Lubis. Selanjutnya catatan selama ke Gunung Semeru lenyap bersamaan dengan meninggalnya Gie di puncak gunung tersebut.

Beberapa quote yang diambil dari catatan hariannya Gie:
John Maxwell berkomentar, “Gie hanya seorang mahasiswa dengan latar belakang yang tidak terlalu hebat. Tapi dia punya kemauan melibatkan diri dalam pergerakan. Dia selalu ingin tahu apa yang terjadi dengan bangsanya. Walaupun meninggal dalam usia muda, dia meninggalkan banyak tulisan. Di antaranya berupa catatan harian dan artikel yang dipublikasikan di koran-koran nasional” saya. Say
(Puisi Gie)
ada orang yang menghabiskan waktunya berziarah ke mekkah
ada orang yang menghabiskan waktunya berjudi di miraza
tapi aku ingin habiskan waktuku di sisimu sayangku
bicara tentang anjing-anjing kita yang nakal dan lucu
atau tentang bunga-bunga yang manis di lembah mendala wangi
ada serdadu-serdadu Amerika yang mati kena bom di danang
ada bayi-bayi yang mati lapar di Biafra
tapi aku ingin mati di sisimu sayangku
setelah kita bosan hidup dan terus bertanya-tanya
tentang tujuan hidup yang tak satu setanpun tahu
mari, sini sayangku
kalian yang pernah mesra, yang pernah baik dan simpati padaku
tegakklah ke langit atau awan mendung
kita tak pernah menanamkan apa-apa,
kita takkan pernah kehilangan apa-apa”
hmm...hmm..
bangun tidur sore hari emang paling ajib...
2 hari yang lalu saya dan teman2 HMP (Himpunan Mahasiswa Planologi ) ITB disibukkan dengan persiapan wisudaan, acara ini benar2 menyita waktu kami , terlebih angkatan saya PL 08 , tapi dengan usaha yang kami lakukan kami lumayan suskses dapat menyelenggarakan acara syukuran para wisudawan...., acara yg kami berikan diantaranya, wish night, arak-arakan dari sabuga hingga ke depan gedung Planologi ITB, dan yang terakhir adalah perang air. acara ini sangat2 seru!!!! dan merupakan pengalama yang baru bagi saya..
........><<>><>
saat malam wish night , saya melihat para wisudawan bercerita tentang pengalaman meraka dari pertama kali bertemu teman2 seangkatannya , salah seorang ketua angkatan PL 06 yg biasa dipanggil Bocan berkata "kita masuk bersama2 , tapi saya tidak menyangka kalian dapat lulus lebih cepat dari saya dan teman2 yg lainnya?, saya sangat bangga dengan kalian, dan walaupun kalian lulus lebih cepat, kita tetap 1 angkatan 06' " kata2 itu membuat saya termenung sejenak .dan berpikir betapa kuatnya ikatan keluarga dalam setiap angkatan.., bagaimana dengan angkatan saya?? hahaha , saya harap angkatan saya juga begitu...
Terlanjur....
kata2 terlanjur ini menurut saya sangat tepat ditujukan bagi diri saya. karana ....
" saya terlanjur masuk ITB"
" terlanjur masuk Planologi"
" terlanjur suka dengan Planologi"
dengan kata "terlanjur" itu saya akan terus berjuang hingga saya dapat lulus...,