Sahabat

on Sabtu, 30 Januari 2010

hari ini saya bangun di pagi hari dan terlintas dipikiran saya, bagaimana nanti kalau saya tidak bersama lagi dengan teman2 saya ?? sebagai contoh : sekarang saya sudah jarang bertemu dengan teman2 semasa saya masih di Taman Kanak-kanak. Betapa lugu dan tidak ada rasa bersalah ketika masih TK, hari-hari dilalui dengan begitu indah , buka berarti sekarang hari2 tidak di lalui dengan indah, namun sewaktu masih TK rasa indah itu benar2 terjadi secara alami, berbeda dengan sekarang ,hari-hari yang indah terkadang perlu kita cari.

Betapa sedihnya ketika kehilangan seorang sahabat, kita tidak bisa tahu kapan seseorang yang kita tidak kenal akan menjadi sahabat kita dan kita juga tidak tahu kapan sahabat kita akan pergi , pergi sementara atau bahkan pergi untuk selamanya

"perumpamaan"
Seorang sahabat bagaikan 2 sisi mata ulang logam , kita memang berbeda namun satu dalam sebuah lempeng uang logam, atau bagaikan sebuah pohon yang memiliki ranting, daun, akar, kulit, semuanya berbeda namun tetap satu dalam sebuah pohon.

"puisi"
ini adalah puisi dari Kahlil Gibran tentang sahabat:
Dan jika berkata, berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan?..Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.
Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.

Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.
Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.

Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya; karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.

Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita; Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.

Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan. Karena kasih yang masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.

Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.
Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.
Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!
Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.
Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.
Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.

Planolapan

on Jumat, 29 Januari 2010

Suatu hari nanti...

ketika kita tidak bersama lagi....
tidak akan ada senyum ...........
tidak akan ada tawa canda........
tidak akan ada lagi alay-alayan..
tidak akan ada lagi yang chaos...
tidak akan ada teriakan amarah...
tidak akan ada lagi forum yang membosankan
tidak akan ada pertanyaan........
tidak akan ada yang menjawab.....
tidak akan ada lagi yang memikirkan diri sendiri


Ketika kita tidak bersama lagi

" Tetaplah ingat dengan Planolapan "

29 januari 10'

Hadiah Natal 2009....

on Kamis, 28 Januari 2010

16 januari 2009

Haaauuuum kembali lagi saya mencoba menulis sebuah cerita di blog ini.... Part of my life, hahahahaha, banyak cerita yang telah saya lalui mulai dari ketika saya mendaki gunung Gede tgl 25 Desember, dan berlibur bersama teman2 di daerah Garut , lebih tepatnya di pantai Pameungpeuk.

HADIAH NATAL 2009

Perjalanan saya mulai dari jam 11 siang tanggal 24 desember. Pada awalnya saya tidak berniat untuk mendaki gunung ini, tapi entah kenapa tiba2 saya ingin sekali mencoba pengalaman baru. Walaupun mendapat tentangan dari orang tua, saya tetap saja mencoba menyakini kedua orang tua saya. Bapak dan Ibu saya berkata “ jangan mendaki gunung dek, bahaya , cuaca lagi tidak baik” tapi namanya juga laki-laki, saya terus saja mencari alasan. Akhirnya saya berkata kepada Bapak. “ pak adek ini laki-laki, trus ngga mungkin kalah dengan sebuah gunung.” Trus ibu saya tiba-tiba berkata “ awas dek kalau terjadi apa-apa, ibu mu ini bisa mati berdiri”. Saya hanya tertawa hahahaha..... setelah melewati perizinan dari orang tua , saya memulai perjalanan jam 12 malam tanggal 23 untuk menuju kaki gunung Gede.

“Perjalanan dimulai”

Krik...krik...krik....
Perjalanan dimulai jam 11 siang tanggal 24 desember bersama seorang pemandu. Sebenarnya saya tidak mau menggunakan pemandu, tapi katanya peraturan baru mewajibkannya, wo yes karebmu lah hahaha. Awal mendaki saya selalu tertawa,entah kenapa saya kalau sedih selalu tertawa, mungkin untuk menghilangkan rasa lelah, saya melakukan pendakian ini bersama 4 orang teman ( Fazil, adam Pangeran, Luthfi ahmad, dan gilang pamungkas, satu lagi tidak lupa sang pemandu jalan. Awal-awal perjalanan masih sangat nikmat karna jalan yang kita lalui masih bagus dan memang jalan itu di tujukan untuk wisata bagi pengunjung yang ingin mengunjungi air terjun.
Dalam perjalanan kami menemukan telaga biru... katanya sih ada mistis2 gitu, tapi apapun itu saya tidak peduli , yang pending bagus dan indah hahahaha, berikutnya kami mulai memasuki simpang yang menunjukkan arah , kalau lurus kami ke air terjun, kalau belok ke kanan kami mulai mendaki ke puncak gunung Gede. Biasa kan agak lelah tuh, jadi kita berhenti dan minum serta saya merokok dulu .sekitar 15 menit kami istirahat saya dan teman2 melanjutkan perjalanan, awalnya biasa saja... ( kayak lagu ye) nah ternyata jalannya bebatuan dan saya harus mengangkat kaki tinggi2 , paha pun terasa lelah, tapi demi tujuan saya yang ingin menuju lembah kasih, lembah mandalawangi saya terus maju , teman2 pun ke lelahan, fazil yang bertubuh agak gemuk kelihatan sekali dirinya lelah..., istirahat lagi lah kalau begitu....hihihi. sekian lama kami mendaki , kata sang pemandu sebentar lagi kita sampai di air panas. Wow rasa penasaram menbuat kami kembali bersemangat, ayo lanjut Gan..
Sektiar berapa ratus meter suara air pun terdengar, ah ini pasti air dari air panas, saya langsung mempercepat langkah dan memberi semangat kepada teman2 saya untuk segera mempercepat langkah, ouuuuggghhh tidak.... air panas terlihat, namun kami harus menyebrangi lereng yang mengeluarkan air panas,panas bgt bos...., saya yang memakai sendal gunung terkena air panas tersebut, dan hampir saya jatuh ke jurang, karna jalan untuk melintasi lereng itu lebarnya hanya sekitar 1 meter dan setelah itu jurang. Kami dengan selamat sampai di air panas, rasa lelah yang kami rasakan membuat kami segera membuka makanan, nyam...nyam...., nasi + kacang+ayam +sambal menjadi santapan yang lezat . sambil menyantap makanan , hujan juga dengan gembira turun diatas kepala kami. Saya dan teman2 akhirnya berteduh di sebuah pos di sebelah kolam air panas, eh ada om-om tentara yang sedang melakukan latihan, perbincangan pun dimulai, ada salah satu tentara bertanya kepada saya” ngapain kesini dek”. Saya menjawab” mau melihat lembah mendalawangi pak”. Eh dia langsung ngejawab” anak muda kok mau melihat lembah yang jauh? Buat apa? Mending tidur di rumah enak”. Saya tidak tahu apa maksud dari bapak tentara itu, mungkin dia kelelahan dan kesal karna latihan kemiliterannya disuru mendaki gunung gede? Hahaha
.
“ lanjut ke Kandang Badak”

Setelah berbincang dengan om2 tentara saya mulai melanjutkan perjalanan saya , kata pemandu sebentar lagi kita sampai ke pos kandang Badak. Sekedar info, pos kandak badak ini sudah ada sejak tahun 70-an . dah tua ye....,oke2....lanjut bos..., saya pun melangkahkan kaki saya dengan penuh semangat, walau badan terasa lelah, namun seperti diawal tadi, saya tidak mungkin kalah dengan sebuah gunung. Kemiringan jalan pun semakin besar, ditambah lagi jalan yang bebatunan membuat saya dan teman2 harus kembali mengangkat kaki tinggi2 untuk dapat melalui jalan tersebut. Saya dan teman2 sering bertemu dengan tentara2 lain yang turun dari atas gunung, mereka selalu berkata” semangat dek, sebentar lagi sampai” . tapi kok ngga sampai2 ye?? Ternyata masih jauh ,hahahaha. Saya dan teman2 pun semakin sering istirahat sembari menghirup udara segar . setelah sekian lama kami berjalan kami melihat sebuah rumah ..., dan rumah itu dinamakan kandang Badak. Ternyata pos kandang badak ini masih sekitar 3 jam lagi untuk sampai di puncak gunung Gede, tapi hujan lebat menghampiri kami, sehingga kami harus istirahat hingga besok pagi di pos kandang Badak. Tidak hanya sampai disitu, saya dan teman2 harus membangun tenda, tapi tenda kami tidak dapat berdiri , karna tempat yang disediakan terlali kecil, jadi kami hanya tidur beralaskan parasut,matras dan sleeping bag...,hahahaha

“malam”

Malam pun menghampiri kami, dari sore hingga malam kami tidak bisa menyantap makanan yang kami bawa, kalian tahu kenapa?. Karna itu makanan terakhir kami... hahaha, lutfi dan gilang pun melakukan sebuah cara untuk menghilangkan rasa lapar, yaitu tidur, tidur merupakan cara yang lumayan efektif untuk menghilangkan rasa lapar, walaupun itu hanya sebuah sugesti.

“Puncak”

Pagi hari sekitar jam 3 pagi saya dan teman2 terbangun karna ada suara dari luar, ternyata suara itu adalah suara dari para pendaki yang baru tiba di pos kandang badak. Salah satu pendaki bernama Cathy , di adalah pendaki yang berasal dari Spayol, kayaknya, hahaha...., tapi lebih mirip orang belanda.., setelah tiba di pos kandang badak, Chaty dan teman2nya melanjutkan perjalanan menuju puncak gunung Gede. Ia berniat untuk melihat Sunrise, kami juga tidak mw kalah, akhirnya sekitar jam 4 kami mulai pelakukan perjalanan menuju puncak. Sekitar jam 5 kami bertemu Chaty dan rombongannya, ternyata mereka kelelahan, saya juga heran kenapa kami bisa menyusul mereka. Tenyata kami memakai jalur pintas. Setelah berjalan 3 jam kami tiba di alun2 pertama, rasa lelah bercampur gembira menjadi satu. Betapa besar Kuasa-Nya.....
Ke-4 teman saya Fazil,Gilang, Adam pangeran ,Lutfi ,masih berfoto2 di alun2 pertama, ternyata alun2 tersbut belumlah puncak dari gunung Gede, kita harus berjalan sekitar 100 meter mendaki lagi untuk sampai di Puncak , namun medan jalan yang di hadapi berupa pasir2 dan jika salah melangkah kami dapat jatuh ke jurang. Saya dengan cepat berjalan untuk menginjakkan kaki menjadi orang pertam yang sampai di Puncak gunung Gede,

“thanks for all”

Trimkasih kepada Tuhan yang sudah melindungi saya sampai ke puncak pendakian Gunung Gede, kepada orang tua yang mendoakan saya, teman2 HMP dan terlebih kepada 4 orang teman saya :GILANG ,LUTFI,ADAM PANGERAN, FAZIL yang bersedia menemani saya selama Pendakian. Ini merupakan salah satu Kado terbesar saya.

Gunung Gede
25 Desember 09’